Rnungan Qalbu 1
“BEBERAPA CARA MENGHIDUPKAN HATI”
BAGAIMANA CARA MENGHIDUPKAN HATI?.
Hati yang hidup dan senantiasa mengingat nama Allah merupakan nikmat yang
tiada taranya. Sebaliknya, hati yang mati merupakan musibah besar. Jika kita
hidup dalam kondisi hati yang mati, maka dalam pandangan Allah hidup kita ini
tidaklah berarti.
Sudaraku dibawah ini ada beberapa hal yang dapat menghidupkan hati kita,
yaitu sebagai berikut:
1. Mengingat Allah SWT
Kita tidak perlu membahas lebih jauh mengenai manfaat dari mengingat Allah,
karena sudah jelas bagi kita bahwa orang yang berdzikir dengan khusu’, hatinya
tidak pernah mati.
Rasulullah Saw. bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat
Allah) dengan yang tidak seperti orang yang hidup dan yang mati” (HR.
Bukhari).
Dalam Al-Quran disebutkan :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram”.(Ar-Raad : 28).
2. Mengingat Mati
Manfaat yang bisa diambil dari mengingat mati adalah munculnya motivasi
yang luar biasa dalam diri kita untuk terus meningkatkan amal ibadah dan
berusaha sekuat tenaga untuk menghindari setiap dosa.
Sa’id bin Jabir (w. 95 H) berkata: “Jika mengingat mati hilang dari dalam
hatiku, maka aku takut hatiku ini menjadi rusak.”
3. Ziarah Kubur
Ziarah kubur merupakan perbuatan yang telah banyak ditinggalkan oleh
sebagian besar kaum muslimin dewasa ini. Padahal ia sangat berguna untuk
menghidupkan hati kita.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Sufyan bin Salim (w. 132 H), seorang
ulama salaf, sering datang ke kuburan umum. Ketika diteliti oleh seseorang yang
penasaran dengan tingkah laku Sufyan, ternyata di sana dia duduk di depan
setiap kuburan sambil menangis, padahal mereka yang dikubur itu bukanlah sanak
saudaranya.
Pada saat peristiwa itu diberitahukan kepada Muhammad bin Munkadir (w. 130
H), ia mengatakan: “Mereka itu adalah saudara dan teman-temannya. Ketika
hatinya sedang gundah, dia akan melakukankan itu dengan tujuan untuk menggugah
hatinya yang gundah dengan cara mengingat orang-orang yang telah mati”.
4. Berkunjung kepada Orang-orang yang Shaleh
Ini merupakan perbuatan yang sangat bermanfaat bagi suasana hati kita.
Ja’far bin Sulaiman (w. 123 H), seorang ulama dari golongan Tabi’in berkata:
“Ketika hatiku dilanda kegalauan, aku segera mendatangi Muhammad bin Wasi’
dan menatap wajahnya. Bagiku, beliau bagaikan obat penawar bagi kondisi
hatiku”.
Berkunjung dengan orang shalih akan membawa manfaat karena orang shalih itu
adalah orang yang menjaga lisannya, ia akan berkata yang baik baik saja, maka
kata kata itulah yang akan menggugah hati kita dengan mendengarkan kata yang
baik atau sebuah nasehat.
Kita dituntut untuk senantiasa menjaga hati kita agar tidak terjerumus ke
dalam godaan setan, seperti riya dan syirik. Abu Hafsh An-Naisaburi (w. 264 H)
mengatakan: “Aku menjaga hatiku selama dua puluh tahun, kemudian hatiku
menjagaku selama dua puluh tahun”.
Dan sesungguhnya masih banyak cara dalam rangka menghidupkan hati kita,
semoga yang sedikit ini kita semua mampu untuk menjalaninya dan mengamalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar