Surga
dalam pandangan islam
Dalam pandangan islam surge adalah sebuah tempat akhir dari
perjalanan panjang manusia yang di sediakan bagi mereka yang taat akan perintah
Allah SWT. Surga adalah tempat yang tidak ada kekurangan sama sekali di
dalamnya tidak ada satupun nikmat di dunia yang dapat menandingi kenikmatan
surga, Surga adalah merupakan bukti yang sangat besar bahwa allah swt sangat
menyayngi hamba-hambanya yang selalu taat tunduk patuh padnya,hamba yang taat saja yang akan memperoleh kenikmatan surga
tersebut.
sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat)
mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): “Masuklah ke
dalamnya dengan sejahtera lagi aman, dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang
berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk
berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan
mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (QS.Al-Hijr:45-48)
Sesungguhnya
Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam
surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi
perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah
sutera. (QS.Al-Hajj 23)
Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam
taman-taman dan mata-air-mata-air mereka memakai sutera yang halus dan sutera
yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah, dan Kami berikan kepada
mereka bidadari. Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan
aman (dari segala kekhawatiran). (QS.Ad-
Dukhaan: 51-55)
Sesungguhnya
penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka
dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas
dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang
mereka minta. (Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari
Tuhan Yang Maha Penyayang. (QS.Yasin 55—58)
Terdapat banyak ayat-ayat dalam Al-quran yang membicarakan
tentang surga anda bisa membaca Al-quran anda masing-masing ,apa yang kami
nukilkan hanyalah sebagian kecil yang bertujuan uyntuk memotivasi anda semua
agar kembali membuka al-quran dan membaca bagaimana gambaran-gambaran surga
yang indah nan elok tersebut.
Gambaran kenikmatan surga
semua
kenikmatan yang ada dalam surga tidak pernah dibayangkan dan dilihat serta
dirasakan oleh manusia, Rasulullah juga pernah mengutip firman Allah dalam
hadits qudsiy yang artinya “Aku telah
menyiapkan bagi hambaKu yang shaleh sesuatu yang tidak pernah dilihat mata,
tidak pernah didengar telinga dan tidak pernah terbesit dalam benak seseorang”.
Hal ini berarti gambaran visual tentang surga akan jauh lebih indah dari
bayangan atau ilustrasi yang kita pikirkan selama ini walaupun banyak
keterangan yang menyebutkan bahwa penghuni surga akan mendapat kesenangan yang
luar biasa
Berbicara tentang kenikmatan di Surga, semoga Allah memudahkan
kita semua menjadi penghuni Surga, berarti membahas suatu kenikmatan tinggi dan
kekal yang tiada taranya. Betapa tidak, Allah menggambarkan kenikmatan
tersebut demikian jelas dan terperinci, sehingga menjadikan hamba-hamba-Nya
yang beriman selalu bersegera dan berlomba-lomba untuk meraihnya.
“Dan
bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu
dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertaqwa” (QS Ali ‘Imraan: 133).
Dalam
ayat lain,:
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya
orang-orang (yang beriman) berlomba-lomba (untuk meraihnya)” (QS
al-Muthaffifiin: 26).
Oleh karena itu, dalam hadits yang shahih tentang gambaran tingginya
kenikmatan Surga, Malaikat Jibril yang melihatnya, berkata kepada “Demi kemahamuliaan-Mu, tidaklah seorangpun
yang mendengar tentang (tingginya kenikmatan) Surga kecuali dia ingin masuk ke
dalamnya”
Cukuplah firman-firman Allah berikut ini menggambarkan
sempurnanya kenikmatan di Surga:
“Di dalam Surga kamu memperoleh apa (segala kenikmatan) yang kamu
inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa (segala kenikmatan) yang kamu
minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” (QS Fushshilat: 31-32)..
1. Makanan dan
Minuman penduduk Surga
Dikatakan pada mereka para ahli surga. “makan dan minumlah kalian dengan enak
dikarenakan apa yang telah kamu kerjakan”,surah al-mursalaat ayat 43.
Imam Ahmad berkata “Telah menceritakan kepada kami Miskin bin Abdul Aziz dari ‘Asy’asy
Adh-Dharir dari Sahr bin Hausyab dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah
bersabda “Sesungguhnya penghuni Surga
yang paling rendah adalah orang yang memiliki tujuh tingkatan dan
tigaratus pelayan yang mendatanginya setiap pagi dan sore dengan membawa tiga
ratus piring yang terbuat dari emas dengan berisi makanan”.
Di dalam
surga terdapat pohon -pohonan dan buah - buahan yang sangat bermacam –macam
bentuknya dan lezat rasanya sebagai
makanan bagi penduduk Surga.
“Dan
(di dalam Surga terdapat) buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging
burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada
bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.
Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)” (QS al-Waaqi’ah: 20-24).
Semua
bentuk kenikmatan makanan dan minuman serta buah-buahan tersebut allah jadikan
mudah di petik bagi penguninya dan kekal abadi selama-lamnya tiada pernah habis
dalam arti kata lain buah-buahan yang dijadikan makanan penduduk surge tersebut
tidak pernah berhenti berbuah, sebagamana Allah nyatakan dalam firmannya,
“Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di
atas mereka dan buahnya dimudahkan untuk dipetik dengan semudah-mudahnya”
(QS al-Insaan: 14).
“Dan (di dalam Surga terdapat) buah-buahan
yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya”
(QS al-Waaqi’ah: 32-33).
“Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal shaleh,
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu,
mereka mengatakan, “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka
diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri
yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (QS al-Baqarah: 25).
Lebih jelas dalam bebarapa ayat dan
hadis Allah SWT dan rasulnya Muhmmad SAW menjelaskan tentang makanan dan
hidangan yang akan diberikan kepada penghuninya,
a.
Hati ikan
Hati ikan menjadi hidangan pertama para penghuni
surga. Ikan merupakan hewan laut yang menunjukan unsur kehidupan di bumi. Saat
ini saja, banyak sekali manfaat hati ikan secara kedokteran bagi makanan
penduduk bumi. Dalam hadist Rasulullah SAW dalam Shahih Bukhari yang
artinya:
Abdullah bin Salam bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal kedatangannya di Madinah, “Apa yang pertama kali yang dimakan oleh penduduk surga ?” Beliau menjawab, “Hati ikan.” (HR.Bukhori).
Rasulullah SAW dalam riwayat Dalam Shahih Muslim dari Tsauban, “Ada seorang Yahudi bertanya kepada Rasulullah “Apa yang diberikan kepada mereka ketika mereka masuk surga ?” Rasulullah bersabda, “Hati ikan.”
Kata ‘An-Nun’ dalam hadist Nabi menurut kesepakatan mayoritas ulama adalah ikan laut. Sedangkan kata “Zaidahul kibdi” bermakna potongan tersendiri yang ada di bagian hati dengan rasa yang paling enak. (Syarkh Muslim, 17/135-136).
Berdasarkan hasil penelitian, disebutkan bahwa hati ikan dapat menurunkan kolesterol, menurunkan minyak di tubuh, meringankan sakit di persendian tulang dan ia sangat kaya dengan vitamin D.
Abdullah bin Salam bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal kedatangannya di Madinah, “Apa yang pertama kali yang dimakan oleh penduduk surga ?” Beliau menjawab, “Hati ikan.” (HR.Bukhori).
Rasulullah SAW dalam riwayat Dalam Shahih Muslim dari Tsauban, “Ada seorang Yahudi bertanya kepada Rasulullah “Apa yang diberikan kepada mereka ketika mereka masuk surga ?” Rasulullah bersabda, “Hati ikan.”
Kata ‘An-Nun’ dalam hadist Nabi menurut kesepakatan mayoritas ulama adalah ikan laut. Sedangkan kata “Zaidahul kibdi” bermakna potongan tersendiri yang ada di bagian hati dengan rasa yang paling enak. (Syarkh Muslim, 17/135-136).
Berdasarkan hasil penelitian, disebutkan bahwa hati ikan dapat menurunkan kolesterol, menurunkan minyak di tubuh, meringankan sakit di persendian tulang dan ia sangat kaya dengan vitamin D.
b.
Daging sapi
Daging sapi juga menjadi menu hidangan yang akan
dicicipi para penghuni surga. Sapi termasuk hewan darat yang menunjukkan cocok
tanam dan berusaha di atas bumi. Dan pasti Allah SWT memiliki alasan
kebaikan mengapa menyediakan hidangan ini untuk hamba-hambaNya. Berdasarkan
Hadits Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim terdapat diriwayat dari Abu Sa’id,
dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
”Pada Hari Kiamat bumi ini menjadi seperti sebongkah roti, digenggam oleh Yang maha Kuasa dengan tangan-Nya, seperti seorang dari kamu sekalian menggenggam rotinya dalam perjalanan, sebagai suguhan pertama bagi penghuni surga.” Maka datanglah seorang Yahudi lalu berkata,”Semoga Allah memberkatimu, hai Abul Qasim. Benarkah penghuni mendapat suguhan pertama pada Hari Kiamat?” “Benar,”tegas beliau. “Perlukah aku ceritakan kepadamu suguhan pertama penghuni surga?”“Tentu,” Jawab Yahudi itu. Maka beliau bersabda:”Bumi ini akan menjadi seperti bongkahan roti pada Hari Kiamat.” Dan Sabda beliau pula: “Perlukah aku ceritakan kepadamu lauk mereka?” “Tentu,” jawab yahudi itu pula. Maka sabda Rasul: “Lauk mereka adalah Lam dan Nun.” “Apakah itu?” tanya orang-orang. Maka beliau menerangkan: “Ialah sapi dan ikan Nun. Sari hati seekor dari kedua binatang itu dimakan oleh tujuh puluh ribu orang.” (HR. Muslim).
”Pada Hari Kiamat bumi ini menjadi seperti sebongkah roti, digenggam oleh Yang maha Kuasa dengan tangan-Nya, seperti seorang dari kamu sekalian menggenggam rotinya dalam perjalanan, sebagai suguhan pertama bagi penghuni surga.” Maka datanglah seorang Yahudi lalu berkata,”Semoga Allah memberkatimu, hai Abul Qasim. Benarkah penghuni mendapat suguhan pertama pada Hari Kiamat?” “Benar,”tegas beliau. “Perlukah aku ceritakan kepadamu suguhan pertama penghuni surga?”“Tentu,” Jawab Yahudi itu. Maka beliau bersabda:”Bumi ini akan menjadi seperti bongkahan roti pada Hari Kiamat.” Dan Sabda beliau pula: “Perlukah aku ceritakan kepadamu lauk mereka?” “Tentu,” jawab yahudi itu pula. Maka sabda Rasul: “Lauk mereka adalah Lam dan Nun.” “Apakah itu?” tanya orang-orang. Maka beliau menerangkan: “Ialah sapi dan ikan Nun. Sari hati seekor dari kedua binatang itu dimakan oleh tujuh puluh ribu orang.” (HR. Muslim).
c. Daging Burung Panggang
Lauk penduduk surga lainnya yang juga nantinya
akan dirasakan adalah daging burung panggang. Dalam surat Alwaqiah ayat 21 dijelaskan
bahwa penghuni surga akan mendapatkan daging burung dari apa yang mereka
inginkan.
Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya “Sungguh kamu pasti akan melihat daging burung di surga. Lalu kamu menginginkannya maka (seketika) dia tergeletak di depan mu dalam keadaan sudah terpanggang,” (Tafsir Ibnu Katsir)
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, " Burung surga, besar seperti unta yang panjang lehernya, yang berada di pepohonan surga " Lalu Abu Bakar berkata, wahai Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam sungguh itu adalah burung yang nikmat dipandang!, beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, " memakannya jauh lebih nikmat dari pada memandangnya ", (Nabi Shallallahu'alaihi wasallam) mengatakannya tiga kali, dan sesungguhnya aku berharap kamu termasuk orang yang akan memakannya, wahai Abu Bakar". (HR Ahmad 26:380 No 12833).
Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya “Sungguh kamu pasti akan melihat daging burung di surga. Lalu kamu menginginkannya maka (seketika) dia tergeletak di depan mu dalam keadaan sudah terpanggang,” (Tafsir Ibnu Katsir)
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, " Burung surga, besar seperti unta yang panjang lehernya, yang berada di pepohonan surga " Lalu Abu Bakar berkata, wahai Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam sungguh itu adalah burung yang nikmat dipandang!, beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, " memakannya jauh lebih nikmat dari pada memandangnya ", (Nabi Shallallahu'alaihi wasallam) mengatakannya tiga kali, dan sesungguhnya aku berharap kamu termasuk orang yang akan memakannya, wahai Abu Bakar". (HR Ahmad 26:380 No 12833).
d. Semua lauk pauk yang diinginkan
Allah SWT juga menjanjikan akan memberikan semua
lauk pauk yang diinginkan oleh para penghuni surga. Di dalam surga
seseorang makan dan minum bebas sekehendaknya sesuai selera.
Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. (QS Ath Thur : 22).
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al-Waqi’ah: 20-21).
Begitu nikmatnya balasan Allah SWT kepada para manusia beriman dan beramal saleh. Semoga, menu lauk pauk tersebut nantinya dapat kita nikmati. Bukan di dunia, namun di akhirat nanti.
Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. (QS Ath Thur : 22).
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al-Waqi’ah: 20-21).
Begitu nikmatnya balasan Allah SWT kepada para manusia beriman dan beramal saleh. Semoga, menu lauk pauk tersebut nantinya dapat kita nikmati. Bukan di dunia, namun di akhirat nanti.
Lebih jelas juga dalam bebarapa ayat
dan hadis yang lain dijelaskan tentang minuman yang akan diberikan kepada
penghuninya,
a.
Air jahe
Jahe adalah tumbuhan/tanaman yang
namanya disebut-sebut Al-Quran dan juga digunakan oleh Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wassalam sebagai pengobatan.Dari Abu Sa’id Al Khudri dia
menceritakan: “Raja Romawi pernah menghadiahkan kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wassallam satu karung jahe. Beliau memberikan kepada setiap
orang satu potong untuk dimakan dan aku juga mendapatkan satu potong untuk
kumakan.”(HR: Abu Nuaim).
Sementara Allah Subhanahu Wata’ala memujinya dalam salah
satu surat yang bunyinya sebagai berikut; “Di dalam surga itu mereka diberi
minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.“ (QS: Al Insan (76 )
: 17 )
Para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud di dalam
ayat ini adalah minuman surga yang di campur zanjabil (jahe). Dalam
Tafsir Nurul Qur’an oleh Sayyid Kalam Faqih, beliau mengutip dari perkataan
Ibnu Abbas bahwa: “Kenikmatan – kenikmatan yang telah disebutkan Allah dalam al
Qur’an adalah yang namanya kita kenal. Misalnya, Dia menyebutkan “minuman segar
di campur zanjabil”, zanjabil adalah nama untuk jahe, yaitu tanaman akar –
akaran yang aromanya sangat disukai oleh orang Arab (Faqih, 2006 : 52).
b. Air
kafur
“Sesungguhnya
orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang
campurannya adalah air kafur. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya
hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan
sebaik-baiknya.”
(al-Insaan: 5-6)
Kafur adalah nama suatu mata air di
surga, yang airnya jernih, baunya sedap, dan rasanya enak, Ash-shabuni
menafsirkan ayat di atas sebagai berikut: “Sesungguhnya orang-orang yang
berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air
kafur.” Artinya orang-orang yang telah berbuat baik di dunia, dengan ketaatan
mereka kepada Yang Mahaperkasa maka bagi mereka minuman segelas khamr.
Campurannya adalah jenis wangi-wangian dari kafur.
Para Mufasir berbeda pendapat bahwa
kafur adalah jenis wangi-wangian yang dikenal dan didatangkan dari pohon di
negeri India dan China. Kemudian, dijadikan jenis minyak wangi oleh orang Arab.
Maksudnya barang siapa yang meminum dari gelas itu, ia akan mendapatkan
kelezatan dan wanginya, bahkan harumnya seperti kafur.
Menurut Ibnu Abbas ra. kafur adalah
nama mata air di surga. Oleh karena, ia disebut sebagai mata air kafur.
Gelasnya dicampur dengan air dari mata air ini, lalu dituangkan kasturi ke
dalamnya. Maka jadilah air itu minuman yang paling lezat. Kemudian Allah
berfirman dengan ayat selanjutnya, “[Yaitu] mata air [dalam surga] yang diminum
oleh hamba-hamba Allah.” Kafur ini memancar dari mata air yang mengalir di
surga. Hamba-hamba Allah yang berbuat baik, minum dari mata air ini. Allah mensifati
mereka dengan ibadah sebagai kemuliaan bagi mereka. yang dimaksud dengan
“hamba-hamba Allah” adalah orang-orang beriman yang bertakwa. “Dan mereka dapat
memancarkan dengan sebaik-baiknya.” Artinya mengalirkannya kemana saja mereka
kehendaki, di rumah-rumah dan istana-istana.
c.
Khamar yang tidak memabukkan
Di dalam al-Qur’an terdapat kata-kata
“khamr”, termasuk salah satu kesenangan ahli surga, yang dapat dinikmati dengan
kenikmatan yang sangat luar biasa. Hal ini karena Allah telah mengharamkannya
di dunia dengan keharaman yang mutlak dan mengancam peminumnya dengan siksa
yang pedih di hari kiamat. Hal ini dikarenakan khamr di dunia itu kotor,
menghilangkan akal dan hati, serta bisa menjadikan seseorang kehilangan
kendali. Manusia menjadi bernilai karena akalnya. Ketika akalnya hilang, ia
menjadi seperti binatang. Allah swt. tidak menginginkan hamba-Nya kehilangan
akal yang telah Dia anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, untuk menghargai dan
memuliakannya. Barangsiapa memenuhi kehendak Allah dan menghindari khamr di
dunia, Dia berjanji bahwa nanti di surga, yang juga Dia janjikan, khamr akan
mengalir di sekitar mereka, di bawah mereka, di bawah istana mereka, di
tenda-tenda mereka, dan di kamar-kamar mereka. Air sungai terdiri dari atas
khamr, tetapi khamr di sana tidak memabukkan, tidak membuat pusing kepala, atau
merusak jiwa (menghilangkan ingatan).
“Kepada
mereka diedarkan gelas [yang berisi air] dari mata air [surga], [warnanya]
putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak ada di dalamnya
[unsur] yang memabukkan dan mereka tidak mabuk karenanya.” (ash-Shaaffaat: 45-47)
“…khamr
[anggur yang tidak memabukkan] yang lezat rasanya bagi peminumnya dan
sungai-sungai madu yang murni…” (Muhammad: 15)
“Mereka
dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan
sloki [piala] berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak
pening karenanya dan tidak pula mabuk.” (al-Waaqi’ah: 17-19)
Imam Ibnu Katsir menyatakan dalam
tafsirnya bahwa kepala mereka tidak akan merasa pusing, akal mereka tidak akan
hilang, bahwa ia tetap stabil dengan kesenangan dan kelezatan yang teramat
sangat.
Al-Qur’an telah datang dengan
menjelaskan karakteristik yang indah, baik, dan menyegarkan ahli surga. Mereka
berada di atas dipan-dipan bertelekan. Mereka minum dengan dikelilingi
minuman-minuman yang sangat lezat, sementara itu lak atau segelnya adalah
kasturi, yang mengambah kelezatan dan kenikmatan bagi yang meminumnya.
Firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (syurga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.” (al-Muthaffifiin: 22-28)
“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (syurga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.” (al-Muthaffifiin: 22-28)
d.
Air susu dan Madu
“(Apakah) perumpamaan
(penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di
dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang
disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan
ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan
diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya.”
2.
Tempat tinggal di surga
Tempat tinggal di
surga terdiri dari istana, kamar, dan kemah. Namun semuanya tidak serperti yang
kita kenal. Bangunan dan istana paling agung yang pernah dibangun oleh manusia
dalam sejarahnya, serperti istana Versailles dan Birmingham akan tidak ada
apa-apanya di hadapan keagungan istana-istana di surga. Bahkan ia tidak bisa
menandingi sedikitpun berkenaan dengan bangunan surga, istana-istananya, serta
kemah-kemahnya.
a.
Khoimah (Kemah) Surga.
Kemah surga adalah salah satu dari tempat penginapan bagi orang-orang yang kelak akan memasuki surganya. Bahan dasar dari kemah ini adalah dari mutiara yang berongga, yang tinggi untuk kemahnya saja adalah 60 mil. Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda:
Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari rodhiyallohu’anh:
Dari Nabi sholallohu’alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin mempunyai sebuah kemah di dalam surga yang terbuat dari satu mutiara yang berongga, panjangnya enam puluh mil, dan seorang mukmin juga memiliki istri-istri di dalamnya yang akan ia kunjungi, namun masing-masing tidak bisa melihat sebagian yang lain.” (HR. Muslim)
Dari Nabi sholallohu’alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin mempunyai sebuah kemah di dalam surga yang terbuat dari satu mutiara yang berongga, panjangnya enam puluh mil, dan seorang mukmin juga memiliki istri-istri di dalamnya yang akan ia kunjungi, namun masing-masing tidak bisa melihat sebagian yang lain.” (HR. Muslim)
Dan
didalam kemah tersebut telah disediakan bidadari-bidadari yang cantik jelita
untuk menemani para penghuninya.
Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
“Ada bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih, dipingit dalam kemah. (QS. Ar-Rohman 72)
“Ada bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih, dipingit dalam kemah. (QS. Ar-Rohman 72)
b. Ghurfah (Kamar) Surga.
Ghurfah adalah sebuah kamar yang telah dipersiapkan bagi para hamba-hambanya yang beriman kepada Alloh subhanahu wata’ala, orang-orang yang senantiasa menjaga aktivitasnya agar tidak terjatuh kepada perkara-perkara yang Alloh subhanahu wata’ala haramkan atasnya, dan menjaga agar dapat terus langgeng dalam melaksanakan apa-apa yang Alloh subhanahu wata’ala perintahkan atasnya.
Ghurfah adalah sebuah kamar yang telah dipersiapkan bagi para hamba-hambanya yang beriman kepada Alloh subhanahu wata’ala, orang-orang yang senantiasa menjaga aktivitasnya agar tidak terjatuh kepada perkara-perkara yang Alloh subhanahu wata’ala haramkan atasnya, dan menjaga agar dapat terus langgeng dalam melaksanakan apa-apa yang Alloh subhanahu wata’ala perintahkan atasnya.
Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi (ghurfah), di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Alloh telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Alloh tidak akan memungkiri janji-Nya.” (QS. Az-Zumar [39]: 20)
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi (ghurfah), di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Alloh telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Alloh tidak akan memungkiri janji-Nya.” (QS. Az-Zumar [39]: 20)
bn Al-Katsir dalam tafsirnya
menjelaskan, “Alloh subhanahu wata’ala menjelaskan kepada para
hamba-Nya yang berbahagia bahwa mereka kelak akan mendapatkan ghurfah-ghurfah
di dalam surga, yaitu istana-istana yang dibangun pula tempat-tempat yang
tinggi.” Maksudnya adalah bertingkat-tingkat, sebagiannya di atas tingkatan
yang lainnya. Semua dibangun secara cermat, diberi hiasan serta tinggi
bangunannya.”
Rosululloh sholallohu’alaihi
wasallam bersabda,
“Ghurfah itu terbuat dari permata yaqut berwarna merah, atau zabarjad hijau, atau mutiara putih. Didalamnya sama sekali tidak terdapat permusuhan maupun koneksi. Dan sesungguhnya ahli surga itu akan saling melihat ghurfah sebagaimana kalian saling melihat bintang di langit bagian timur atau barat. Sedangkan Abu Bakr dan Umar sudah tentu menjadi bagian dari penghuni ghurfah serta mendapatkan anugerah nikmat disana.” (HR. Hakim dan Tirimdizi)
“Ghurfah itu terbuat dari permata yaqut berwarna merah, atau zabarjad hijau, atau mutiara putih. Didalamnya sama sekali tidak terdapat permusuhan maupun koneksi. Dan sesungguhnya ahli surga itu akan saling melihat ghurfah sebagaimana kalian saling melihat bintang di langit bagian timur atau barat. Sedangkan Abu Bakr dan Umar sudah tentu menjadi bagian dari penghuni ghurfah serta mendapatkan anugerah nikmat disana.” (HR. Hakim dan Tirimdizi)
c. Istana Surga.
Satu lagi tempat persinggahan terakhir yang dapat dimiliki bagi hamba-hamba yang senantiasa mengikuti Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam dan sahabatnya, selalu rindu dengan pertemuan kepada-Nya. Dari Anas rodhiyallohu’anh bahwa Nabi sholallohu’alaihi wasallam pernah bercerita:
Satu lagi tempat persinggahan terakhir yang dapat dimiliki bagi hamba-hamba yang senantiasa mengikuti Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam dan sahabatnya, selalu rindu dengan pertemuan kepada-Nya. Dari Anas rodhiyallohu’anh bahwa Nabi sholallohu’alaihi wasallam pernah bercerita:
“Aku (Rosululloh sholallohu’alaihi
wasallam) pernah memasuki surga, ketika itu aku mendapatkan istana yang terbuat
dari emas, maka aku bertanya, untuk siapakah ini. Mereka menjawab:
‘Seorang pria dari Quraisy’, Aku menyangka bahwa yang dimaksud adalah saya,
Kemudian aku kembali bertanya siapakah ia?, mereka menjawab: ‘Untuk ‘Umar bin
Khottob’.” (HR. Al-Bukhori)
d. Rumah Surga.
Selain ada lagi tempat peristirahatan bagi hamba-hamba yang beriman yaitu rumah yang akan dipersiapkan baginya, dari ‘Ustman rodhiyallohu’anh:
Selain ada lagi tempat peristirahatan bagi hamba-hamba yang beriman yaitu rumah yang akan dipersiapkan baginya, dari ‘Ustman rodhiyallohu’anh:
“Bagi siapa yang membangun masjid, maka
Alloh subhanahu wata’ala akan membangunkan baginya rumah disurga.” (Muttafaq
‘Alaihi)
Rumah di surga adalah tempat yang
dibangun dari bahan baku perhiasan. Dari Abu Hurairoh rodhiyallohu’anh berkata, ‘Kami
katakan, ‘Ya Rosululloh, ceritakan kepada kami perihal surga; dari apa bangunannya?’
Beliau sholallohu’alaihi wasallam bersabda: “Batu batanya terbuat dari
emas dan juga ada batu bata yang ter-buat dari perak. Adonan (perekatnya)
adalah kesturi adzfar, kerikilnya adalah permata lu’lu’, sedangkan tanahnya
adalah zafaron. Barangsiapa yang memasukinya, maka ia akan merasakan nikmat dan
tidak akan pernah susah; serta akan kekal dan tidak akan mati.
Bagi siapa saja yang
menghendaki tempat-tempat ini kelak, maka bersungguh-sungguhlah dalam beribadah
kepada-Nya niscaya surga akan ia dapatkan.(lebih terperinci pada tulisan
berikutnya).
3.
Melihat Allah Pencipta Alam Semesta
Sebagai seorang mukmin
kita meyakini bahwa Allah ta’ala tidak menciptakan kehidupan
ini untuk tujuan yang sia-sia. Allah akan mengumpulkan dan
menghitung amal seluruh manusia kelak di hari kiamat. Dan orang yang beriman
akan ada yang masuk surga dan selainnya akan masuk neraka.
Salah
satu kenikmatan yang disediakan Allah ta’ala bagi orang mukmin di dalam surga
adalah mereka dapat memandang wajah Allah yang mulia. Allah Ta’ala berfirman,
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada
pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi
debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal
di dalamnya.” (QS. Yunus: 26)
Kata
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, “Bagi mereka yang baik dalam beribadah
kepada Allah adalah husna, yaitu mendapat balasan surga, juga mendapat ziyadah
yaitu melihat wajah Allah yang mulia dan mendengar Allah Ta’ala berbicara,
mendapatkan ridho-Nya serta meraih kegembiraan dengan berada di dekat Allah.”
(Taisir Al Karimir Rahman, hal. 339) Dalam ayat lain Allah Ta’ala juga
berfirman,
“Muka
mereka (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnya mereka
melihat.” (AlQiyamah: 22-23)
Ibnu
Katsir dalam tafsirnya terhadap ayat di atas menjelaskan, “Orang mukmin akan
melihat Rabbnya secara nyata dengan mata kepala mereka, hal ini sebagaimana
terdapat dalam hadist riwayat Bukhari rahimahullah, ‘Sesungguhnya
kalian akan melihat Rabb kalian dengan mata kalian sendiri.’ (HR. Bukhari
no. 485).
Dan
telah jelas bahwa orang mukmin akan melihat Rabbnya kelak di akhirat dalam
hadist shohih yang mutawatir yang tidak mungkin lagi
tertolak dari Abu Sa’id radhiallahu’anhu dan Abu
Hurairah radhiallahu’anhu, seseorang bertanya, ‘Yaa Rasulullah,
apakah kami akan melihat Rabb kami di hari kiamat kelak? Rasulullah menjawab, ‘Apakah
membahayakan kalian ketika kalian melihat matahari dan bulan…….? Ia
menjawab,’Tidak’. ‘Demikianlah kalian akan melihat Rabb kalian.”
Dari
Jarir bin Abdillah al-Bajali radhiallahu’anhu, beliau berkata,
“Kami sedang duduk bersama Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam saat beliau
melihat bulan di malam badar, beliau shalallhu’alaihi wa salam bersabda,
“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb
kalian seperti kalian melihat bulan ini, tidak membahayakan kalian saat
melihatnya. Jika kalian mampu untuk tidak meninggalkan sholat sebelum terbit
dan terbenamnya matahari maka lakukanlah” (HR. Bukhari no. 554 dan Muslim
no. 632).
Kemudian
beliau shallallahu ‘alaihi wa salam membaca ayat,
“Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu,
sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (QS. Thaha: 130)
Dari
seorang sahabat yang mulia, Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika
penghuni surga telah masuk surga, Allah ta’ala berfirman: “Apakah kalian mau
tambahan nikmat (dari kenikmatan surga yang telah kalian peroleh)? Bukankah
Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke
dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah singkap hijab
(penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan,
“Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih
kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala.” (HR. Muslim no. 181).
Rasulullah
mengajarkan doa memohon kenikmatan memandang wajah Allah
“Ya Allah, dengan pengetahuan-Mu terhadap
yang ghaib dan kekuasaan-Mu atas semua makhluk, hidupkanah aku selama Engkau
tahu kehidupan itu lebih baik bagi ku, dan matikanlah aku jika Engkau tahu
kematian itu lebih baik bagiku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon rasa takut
kepadaMu di saat sendiri maupun dalam keadaan terang-terangan, aku memohon
perkataan yang benar dalam keadaan baik maupun marah, aku memohon
kesederhanaan, baik dalam keadaan fakir maupun kaya, aku memohon kenikmatan
yang tak akan habis, dan aku memohon penyejuk hati yang tak pernah berakhir.
Aku memohon keridhoan atas ketetapanMu, aku memohon ketentraman setelah kematian,
dan aku memohon kenikmatan memandang wajah-Mu, dan kerinduan bertemu dengan-Mu,
bukan dalam kesusahan yang mebinasakan dan cobaan yang menyesatkan. Ya Allah,
hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang
memberi dan diberi petunjuk.” (HR. An-Nasai, Ahmad dan lainnya).
Demikianlah
setidaknya sedikit gambaran tentang kenikmatan surge yang kami dapat himpun,
kami yakin dengan haqqul yakin bahwa masih banyak lagi nikmat-nikmat surge yang
allah siapkan untuk para penghuninya, kita memohon semoga allah swt memberikan
kita kekuatan dan inyahnya untuk kita bisa beramal dengan amalan para penghuni
surge,
Membaca
dan memahami bagaimana kenikmatan surge adlah suatu yang berguna dan bermanfaat
namun tidak cukup sampai disitu,yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita
mempersiapkan diri untuk bisa masuk dalam surganya, menjadi tidak indah jika
kita hanya mampui membayangi kenikmatan surge namun tidak bisa masuk dan
merasakan kenikmatan surge tersebut,
Pada
halaman berikutnya kita akan membahasa amalan-amalan apa yang akan membawa kita
menjadi para penghuni surge,amalan-amalan yang akan di nukilkan pada
lembaran-lembaran berikut ini bukanlah suatu pembatasan melainkan hanya
sebagian kecil amalan-amalan yang akan mengantarkan kita pada ending kehidupanj
yang baik yang kami rangkum daari beberapa ayat-ayat suci al-quran dan sabda
Nabi Miuhmmad SAW.(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar